Header Ads

Bila Anak Anda Mengalami Autisme

Kehadiran buah hati di tengah-tengah keluarga tentu akan membuat hidup anda lebih berarti. Bagi para orang tua, tidak ada hal yang paling menggembirakan selain melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna. Namun, kebahagiaan yang anda rasakan bisa berubah menjadi kesedihan yang begitu mendalam ketika mendapati si buah hati menderita autisme. Autisme merupakan gangguan perkembangan pada anak yang sangat kompleks disebabkan oleh adanya malfungsi neurobiologis pada otak anak.

Anda boleh saja bersedih ketika mengetahui anak anda terlahir autis, tapi anak tetaplah anak. Bagaimanapun, mereka tetaplah karunia yang Tuhan percayakan kepada anda untuk dijaga. Sesedih dan sekecewa apapun anda, kehidupan akan terus berlanjut. Yang harus anda lakukan adalah mengerti anak istimewa tersebut dengan sebaik-baiknya. Namun, sebelum anda memutuskan cara apa yang akan digunakan untuk menangani anak yang terlahir autisme, anda harus mengenali gejala-gejalanya terlebih dahulu.

Mengenal gejala autis pada anak sejak dini

Bagi para orang tua, sangatlah penting mengenali adanya gejala autis pada anak sejak dini. Hal ini diperlukan mengingat anak autis perlu mendapat perhatian ekstra dari anda. Jangan sampai ketidaktahuan anda membuat anak semakin menderita. Gejala autisme biasanya bisa dideteksi sebelum anak berusia 3 atau 4 tahun. Sejauh ini, belum ada penelitian yang lebih jauh tentang cara mengenal gejala autisme pada anak semenjak dilahirkan. Anak yang terlahir autis akan menunjukkan perilaku yang berbeda dari anak-anak lain yang seumurannya.

Jika anak anda menderita kesulitan berkomunikasi serta tidak begitu peduli terhadap lingkungan, anda perlu waspada karena mungkin saja anak anda menderita autisme. Kesulitan komunikasi ditunjukkan dengan sulitnya mengucapkan kata-kata meskipun ia bisa mendengar secara sempurna serta susahnya anak melakukan kontak mata dengan orang yang mengajaknya bicara. Biasanya, mereka tidak suka dengan sentuhan-sentuhan yang mereka rasakan, seperti pelukan dan ciuman-ciuman. Perilaku lain yang tidak biasa pada anak yaitu anak seringkali berjalan berjinjit, mengepak-ngepakkan tangan, memiring-miringkan kepala, serta sensitif terhadap cahaya atau suara-suara yang sangat keras.

Anak yang menderita autisme akan mempunyai pola kebiasaan yang berulang setiap harinya. Mereka akan sangat agresif ketika rutinitas yang biasa mereka jalani berubah secara signifikan. Pada beberapa anak, autisme ditunjukkan dengan perilaku yang agresif misalnya anak sering marah dan menangis tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Sebagian yang lain menunjukkan gejala pasif dengan banyak diam dan terlihat begitu asyik dengan dirinya sendiri. Untuk lebih meyakinkan, ada baiknya anda konsultasikan masalah ini kepada dokter. Setelah anda yakin, anda harus mengubah sikap anda terhadap si anak karena anak autis membutuhkan perlakuan yang sedikit berbeda dibandingkan anak-anak pada umumnya.

Bagaimana cara menangani anak yang menderita autisme?

Untuk menangani anak autis memang dibutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Perlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Karena ketika anda menggunakan kemarahan untuk menghadapinya, anak akan semakin merasa frustasi. Hal yang perlu anda tanamkan pada pikiran anda sebagai orang tua adalah jangan menuntutnya untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya. Kemampuan anak autis jelas berbeda dengan anak normal lainnya. Jika bagi anak yang normal memakai baju itu mudah, maka anak autis mungkin saja sulit untuk melakukannya. Maka dari itu, disinilah perlunya pengertian dari para orang tua penderita autis.

Mengingat keterbatasannya kemampuan berkomunikasi secara verbal, sedikit demi sedikit latihlah anak anda untuk mengucapkan kata-kata supaya memudahkannya berkomunikasi. Anda bisa memulainya dengan kata-kata benda sederhana yang ada di sekeliling anak. Misalnya, ketika anak hendak memakai baju, ajarkan kata ‘baju’ kepadanya, dan seterusnya. Ajaklah anak bermain bersama keluarga besar anda dan libatkan ia dalam permainan-permainan yang tidak berbahaya. Jangan biarkan anak bermain sendiri. Anda bisa mengajaknya berlari-lari di ruang tengah anda sambil tertawa bersama. Buatlah anak sebahagia mungkin. Selain itu, ajarkan ia untuk merespon lingkungan, misalnya ketika ada yang memanggilnya, doronglah anak agar menjawab panggilan tersebut. Lakukan hal ini secara perlahan-perlahan.

Tidak seperti anak-anak kebanyakan, anak autis sangat sensitif terhadap input sensori seperti cahaya ataupun suara. Mereka cenderung akan menunjukkan reaksi yang berlebih terhadap rangsangan-rangsangan tersebut. Yang bisa Anda lakukan adalah, kurangi input sensorik secara berlebih misalnya dengan menghindari tempat-tempat yang sangat bising dan tempat dengan intensitas cahaya yang sangat tinggi. Ketika anak autis menunjukkan gejala yang tidak biasa dengan mengamuk tiba-tiba, perlakukan ia dengan tepat. Jangan membentaknya karena mereka akan semakin agresif ketika dibentak. Deteksilah apa yang dia inginkan atau apa yang membuatnya terganggu. Jika ia berputar-putar atau memanjat barang-barang di rumah anda, dekaplah ia dengan hangat. Meskipun pada awalnya mungkin ia akan menolak pelukan yang anda berikan, namun setelah lama ia akan merasa nyaman dengan pelukan anda. Peluklah sampai  ia kembali tenang seperti biasa.

Selanjutnya, anda juga perlu memperhatikan makanan si anak penderita autis. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, makanan yang mengandung casein (protein dari susu) dan gluten (protein dari gandum) berpengaruh besar terhadap anak autisme. Zat-zat tersebut susah dicerna oleh anak penderita autism karena biasanya mereka menderita gangguan pencernaan. maka, zat tersebut akan berubah menjadi morfin yang mempengaruhi sistem otaknya, sehingga anak akan bersikap lebih agresif dan hiperaktif. Gejala-gejala tidak biasa pada anak autis bisa dikurangi dengan cara memberikan terapi padanya. Ada banyak macam terapi yang bisa anda pilih untuk anak anda, misalnya terapi ikan lumba-lumba atau terapi musik. Anda tidak perlu berkecil hati karena memiliki anak yang menderita autis, karena di luar sana, banyak anak-anak autis yang bisa hidup normal dan berprestasi. Jangan pernah berhenti memberikan kasih sayang dan dukungan kepada buah hati anda.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.