Cara Menemani Anak Bermain
Anda adalah seorang Ayah atau seorang Ibu yang memiliki anak berusia lebih kurang 2 atau 3 tahun? Berarti sama seperti saya. Saya adalah seorang ayah dari 2 orang anak yang salah satunya ialah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun yang merupakan anak bungsu saya.
Tulisan ini adalah apa yang ingin saya bagikan dengan pembaca tentang pengalaman saya memiliki seorang anak laki-laki yang sangat lincah, pengalaman baru saya bersama dengan sang istri, berbeda rasanya ketika dulu hanya memiliki kakaknya yang perempuan.
Anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, hal itu jelas terlihat dari cara mereka melakukan aktivitas bermain. Dulu anak saya yang perempuan aktivitas bermainnya cuma bermain boneka, dagang-dagangan, mewarnai dan permainan serupa lainnya yang tidak menggunakan gerak motorik tubuh yang berlebihan. Dulu, ketika ia meminta saya atau ibunya untuk menemaninya bermain, paling yang kita lakukan cuma membantunya mewarnai atau membantu hal ringan lainnya bila dia menemukan kesulitan.
Beda halnya dengan anak laki-laki, gerak tubuhnya yang lincah dan tidak mau diam. Memberikan saya suasana baru dalam menemani anak bermain. Dan tidak bisa dihindari ketika saya sebagai orang tua harus menemaninya. Karena hal itu adalah sebagai pintu masuk komunikasi saya dengan anak bungsu saya. Saya harus memantau sampai mana perkembangan anak saya tentang pengalaman dan cara berkomunikasinya.
Mobil-mobilan, lego adalah 2 diantara mainan anak saya yang sekarang sedang asyik-asyiknya ia mainkan. Tapi lego lebih dominan daripada mainan lainnya. Lego itu sebenarnya mainan kakaknya yang perempuan. Tapi ternyata ketertarikan dengan permainan lego lebih tepat untuk anak berumur lebih kurang tiga tahunan, karena kakaknya sekarang sudah besar.
Saya adalah ayah dari 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak permepuan saya lahir tahun 2009, dan adiknya lahir tahun 2013, berarti jarak umur mereka adalah 4 tahun. Saya berharap ada anak ke-tiga yang akan menambah nuansa baru di kehidupan keluarga kami.
Kembali ke soal permainan anak laki-laki, ternyata menemani anak laki-laki bermain itu cukup memberikan kesulitan bagi saya, karena mereka cenderung lebih menyukai aktivitas fisik, seperti lari, berguling, loncat-loncatan, tubruk-tubrukan dan permainan lainnya.
Dulu waktu saya sangat bahagia ketika mengetahui istri saya melahirkan anak laki-laki, saya tidak menyangka ketika ia semakin besar, ia akan selincah seperti sekarang ini. Ia akan dengan sangat mudah naik ke sebuah kursi lalu loncat ke bawah, ia tidak segan loncat ke atas tubuh saya atau ibunya yang sedang berbaring di kasur. Ketika saya sedang duduk dilantai, ia tidak akan ragu naik ke atas punggung atau pundak saya dan bertengger duduk diatasnya. Dan itu semua adalah pengalaman baru bagi saya, karena dulu kakaknya tidak pernah melakukannya, bila tidak saya minta.
Kadang saya mengeluh dan sedikit marah ketika punggung atau pundak saya terasa sakit ketika injakannya terlalu keras, atau ketika hari itu mood saya sedang kurang baik, sehubungan dengan pekerjaan yang sedang saya garap. Sehingga saya pun menjadi sensitif dengan hal-hal “keterlaluan” yang dilakukannya terhadap saya.
Karena aktivitas gerak tubuhnya sangat banyak maka iapun sering berkeringat, ketika ia berlari kesana kemari, loncat sini loncat sana, sehingga ia pun lebih sering minta minum pada ibunya. Dan saya tidak heran, ketika istri menyampaikan pada saya bahwa anak laki-laki saya makan lebih banyak dari kakaknya.
Dulu, ketika dia berumur 1 atau 2 tahun, ada 2 kecelakaan kecil yang menimpanya, yang pertama ketika dia terjatuh dari sepeda roda tiganya dan pelipisnya sedikit sobek mengenai salah satu bagian pagar tembok yang runcing. Saat itu, segera saya dan istri melarikannya ke puskesmas terdekat. Jadilah sampai sekarang di atas alisnya terlihat ada bekas jahitan. Kecelakaan kedua adalah waktu ada kebakaran kecil yang dialami oleh istri saya di dapur. Ketika api memenuhi katel teflon, istri saya yang panik malah melemparkan teflon itu ke arah pintu keluar rumah dan tidak menyadari bahwa di pintu sedang berdiri anak laki-lakinya. Alhasil teflon itu mengenai kaki anak saya sehingga kulitnya terkelupas. Sehingga sampai sekarang kakinya ada bekas luka terbakar.
Walaupun saya marah dengan kecerobohan yang telah dilakukan istri saya, tapi saya teringat dulu pernah melakukan kesalahan yang hampir mirip yang menimpa anak perempuan saya. Dulu saya pernah membakar obat nyamuk dan menyimpannya di bawah meja. Saya lupa lagi apa yang terjadi saat itu, yang pasti anak perempuan saya terjatuh dan pipinya mengenai bara obat nyamuk tersebut. Kalo saya perhatikan sekarang bekas luka di pipi anak perempuan saya tersebut masih membekas. Itu salah satu peristiwa yang selalu saya sesali sampai sekarang.
Tidak apa-apa ya tulisan berjudul cara menemani anak bermain ini ternyata bercerita kesana kemari, karena ini tulisan saya pertama di blog ini. Saya sedang belajar menulis kejadian nyata yang terjadi di sekitar saya, termasuk keluarga.
Kembali ke tema tentang menemani anak bermain, yang pasti menemani anak bermain itu memerlukan waktu dan kesabaran. Tinggalkan terlebih dahulu pekerjaan Anda bila anda lihat anak Anda butuh untuk ditemani. Yang saya pikirkan adalah saya harus memanfaatkan momen saat ini. Karena nanti bila anak Anda sudah sekolah, mungkin ia tidak akan lagi membutuhkan Anda untuk menemaninya, karena ia sudah memiliki teman-teman sekolah dan Anda akan sulit mencari waktu untuk menemaninya bermain.
Bila Anda dengan anak tidak terkondisikan untuk main bersama, maka Anda harus memciptakan situasi tersebut. Menemani anak bermain bisa Anda lakukan dengan cara sebagai berikut :
Kadang kita memiliki niat awal bekerja habis-habisan untuk kebahagiaan anak dan istri, tetapi pada akhirnya yang mereka dapat hanya uang Anda saja. Anda terjatuh dalam kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya. Bahkan kadang Anda juga menggunakan hari libur untuk bekerja.
Semoga sedikit tulisan ini cukup menghibur Anda, menjadi perbandingan dengan kehidupan keluarga Anda yang mungkin lebih baik dari tulisan ini, atau saya senang bila tulisan ini memberikan nuansa dan ide baru bagi kehidupan keluarga Anda menjadi lebih baik dan bahagia.
Tulisan ini adalah apa yang ingin saya bagikan dengan pembaca tentang pengalaman saya memiliki seorang anak laki-laki yang sangat lincah, pengalaman baru saya bersama dengan sang istri, berbeda rasanya ketika dulu hanya memiliki kakaknya yang perempuan.
Anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, hal itu jelas terlihat dari cara mereka melakukan aktivitas bermain. Dulu anak saya yang perempuan aktivitas bermainnya cuma bermain boneka, dagang-dagangan, mewarnai dan permainan serupa lainnya yang tidak menggunakan gerak motorik tubuh yang berlebihan. Dulu, ketika ia meminta saya atau ibunya untuk menemaninya bermain, paling yang kita lakukan cuma membantunya mewarnai atau membantu hal ringan lainnya bila dia menemukan kesulitan.
Cara Menemani Anak Bermain
Beda halnya dengan anak laki-laki, gerak tubuhnya yang lincah dan tidak mau diam. Memberikan saya suasana baru dalam menemani anak bermain. Dan tidak bisa dihindari ketika saya sebagai orang tua harus menemaninya. Karena hal itu adalah sebagai pintu masuk komunikasi saya dengan anak bungsu saya. Saya harus memantau sampai mana perkembangan anak saya tentang pengalaman dan cara berkomunikasinya.
Mobil-mobilan, lego adalah 2 diantara mainan anak saya yang sekarang sedang asyik-asyiknya ia mainkan. Tapi lego lebih dominan daripada mainan lainnya. Lego itu sebenarnya mainan kakaknya yang perempuan. Tapi ternyata ketertarikan dengan permainan lego lebih tepat untuk anak berumur lebih kurang tiga tahunan, karena kakaknya sekarang sudah besar.
Saya adalah ayah dari 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak permepuan saya lahir tahun 2009, dan adiknya lahir tahun 2013, berarti jarak umur mereka adalah 4 tahun. Saya berharap ada anak ke-tiga yang akan menambah nuansa baru di kehidupan keluarga kami.
Kembali ke soal permainan anak laki-laki, ternyata menemani anak laki-laki bermain itu cukup memberikan kesulitan bagi saya, karena mereka cenderung lebih menyukai aktivitas fisik, seperti lari, berguling, loncat-loncatan, tubruk-tubrukan dan permainan lainnya.
Dulu waktu saya sangat bahagia ketika mengetahui istri saya melahirkan anak laki-laki, saya tidak menyangka ketika ia semakin besar, ia akan selincah seperti sekarang ini. Ia akan dengan sangat mudah naik ke sebuah kursi lalu loncat ke bawah, ia tidak segan loncat ke atas tubuh saya atau ibunya yang sedang berbaring di kasur. Ketika saya sedang duduk dilantai, ia tidak akan ragu naik ke atas punggung atau pundak saya dan bertengger duduk diatasnya. Dan itu semua adalah pengalaman baru bagi saya, karena dulu kakaknya tidak pernah melakukannya, bila tidak saya minta.
Kadang saya mengeluh dan sedikit marah ketika punggung atau pundak saya terasa sakit ketika injakannya terlalu keras, atau ketika hari itu mood saya sedang kurang baik, sehubungan dengan pekerjaan yang sedang saya garap. Sehingga saya pun menjadi sensitif dengan hal-hal “keterlaluan” yang dilakukannya terhadap saya.
Karena aktivitas gerak tubuhnya sangat banyak maka iapun sering berkeringat, ketika ia berlari kesana kemari, loncat sini loncat sana, sehingga ia pun lebih sering minta minum pada ibunya. Dan saya tidak heran, ketika istri menyampaikan pada saya bahwa anak laki-laki saya makan lebih banyak dari kakaknya.
Dulu, ketika dia berumur 1 atau 2 tahun, ada 2 kecelakaan kecil yang menimpanya, yang pertama ketika dia terjatuh dari sepeda roda tiganya dan pelipisnya sedikit sobek mengenai salah satu bagian pagar tembok yang runcing. Saat itu, segera saya dan istri melarikannya ke puskesmas terdekat. Jadilah sampai sekarang di atas alisnya terlihat ada bekas jahitan. Kecelakaan kedua adalah waktu ada kebakaran kecil yang dialami oleh istri saya di dapur. Ketika api memenuhi katel teflon, istri saya yang panik malah melemparkan teflon itu ke arah pintu keluar rumah dan tidak menyadari bahwa di pintu sedang berdiri anak laki-lakinya. Alhasil teflon itu mengenai kaki anak saya sehingga kulitnya terkelupas. Sehingga sampai sekarang kakinya ada bekas luka terbakar.
Walaupun saya marah dengan kecerobohan yang telah dilakukan istri saya, tapi saya teringat dulu pernah melakukan kesalahan yang hampir mirip yang menimpa anak perempuan saya. Dulu saya pernah membakar obat nyamuk dan menyimpannya di bawah meja. Saya lupa lagi apa yang terjadi saat itu, yang pasti anak perempuan saya terjatuh dan pipinya mengenai bara obat nyamuk tersebut. Kalo saya perhatikan sekarang bekas luka di pipi anak perempuan saya tersebut masih membekas. Itu salah satu peristiwa yang selalu saya sesali sampai sekarang.
Tidak apa-apa ya tulisan berjudul cara menemani anak bermain ini ternyata bercerita kesana kemari, karena ini tulisan saya pertama di blog ini. Saya sedang belajar menulis kejadian nyata yang terjadi di sekitar saya, termasuk keluarga.
Kembali ke tema tentang menemani anak bermain, yang pasti menemani anak bermain itu memerlukan waktu dan kesabaran. Tinggalkan terlebih dahulu pekerjaan Anda bila anda lihat anak Anda butuh untuk ditemani. Yang saya pikirkan adalah saya harus memanfaatkan momen saat ini. Karena nanti bila anak Anda sudah sekolah, mungkin ia tidak akan lagi membutuhkan Anda untuk menemaninya, karena ia sudah memiliki teman-teman sekolah dan Anda akan sulit mencari waktu untuk menemaninya bermain.
Bila Anda dengan anak tidak terkondisikan untuk main bersama, maka Anda harus memciptakan situasi tersebut. Menemani anak bermain bisa Anda lakukan dengan cara sebagai berikut :
- Buatlah rencana dengan pasangan Anda, cari waktu yang leluasa untuk Anda dapat bermain bersama, seperti akhir pekan.
- Rencanakan tempat yang tepat dan nyaman agar Anda dapat bemain bersama keluarga, seperti lapangan, atau alun-alun di kota tempat Anda tinggal
- Selesaikan terlebih dahulu pekerjaan Anda atau simpan terlebih dahulu tugas Anda yang tertunda dan nanti Anda bisa melanjutkannya. Yang pasti jangan sampai ketika nanti Anda bermain bersama keluarga tetapi Anda masih memikirkan pekerjaan yang belum selesai.
- Bawa perlengkapan bermain seperti bola plastik, sepeda atau alat-alat bermain lainnya.
- Siapkan makanan dan minuman agar sewaktu-waktu dapat dinikmati bila anak-anak Anda menginginkannya. Anda bisa membeli di tempat bermain atau membawanya dari rumah.
- Bila Anda ditemani oleh pasangan ketika menemani anak bermain, maka hari itu hindari membicarakan hal-hal serius, yang akan memicu mood Anda memburuk atau bahkan perdebatan. Hal itu akan mengacaukan acara bermain dan mempengaruhi kesenangan bermain Anak Anda.
- Tetap pantau aktivitas bermainnya, jangan sampai anak Anda terlalu lelah sehingga akan mempengaruhi kesehatannya
- Semoga hari itu menjadi hari yang menyenangkan untuk Anda dan keluarga
Kadang kita memiliki niat awal bekerja habis-habisan untuk kebahagiaan anak dan istri, tetapi pada akhirnya yang mereka dapat hanya uang Anda saja. Anda terjatuh dalam kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya. Bahkan kadang Anda juga menggunakan hari libur untuk bekerja.
Semoga sedikit tulisan ini cukup menghibur Anda, menjadi perbandingan dengan kehidupan keluarga Anda yang mungkin lebih baik dari tulisan ini, atau saya senang bila tulisan ini memberikan nuansa dan ide baru bagi kehidupan keluarga Anda menjadi lebih baik dan bahagia.
Post a Comment